BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konsep
Dasar Pengajaran.
Konsep dasar merupakan sebuah gagasan atau ide awal yang relatif sempurna dan bermakna.
Atau bisa dikatakan juga konsep dasar merupakan peta perencanaan untuk masa
depan sehingga bisa dijadikan pedoman untuk melangkah ke depan agar mendapatkan
hasil baik sesuai dengan keinginan kita.[1]
Pada umumnya konsep harus disiapkan oleh siapa saja dan apa saja
profesinya agar target kita di esok hari
sesuai dengan perencanaan awal dan
dapat terlaksana dengan baik, dengan adanya hal ini kita dapat terbantu secara
konseptual untuk melaksanakan rencana awal tadi.
Sedangkan, pengajaran merupakan perpaduan
dari dua aktivitas, yaitu Aktivitas Mengajar dan Aktivitas Belajar. Aktivitas
mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya
jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu sendiri dengan belajar. Jalinan
komunikasi yang harmonis inilah yang mnejadi indicator suatu aktivitas/proses pengajaran
itu berjalan dengan baik. Jadi, Konsep Dasar Pengajaran Bahasa Arab adalah gagasan/perencanaan
awal yang sudah disiapkan untuk mengajar bahasa arab sesuai dengan aktivitas
atau proses pengajaran antara pendidik dan peserta didik.[2]
Dalam konteks pengajaran,
perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran,
penggunaan media pengajaran, penggunaan metode pembelajaran dan penilaian dalam
suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Suatu pengajaran akan bisa disebut
berjalan dan berhasil secara baik, manakala ia mampu mengubah diri peserta
didik dalam arti yang luas serta mampu menumbuh kembangkan kesadaran peserta
didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia
terlibat di dalam proses pengajaran itu dapat dirasakan manfaatnya secara
langsung bagi perkembangan pribadinya.
Kunci pokok pengajaran bahasa arab
itu ada pada seorang guru. Tetapi ini bukan berarti dalam dalam proses
pengajaran hanya guru yang aktif, sedangkan peserta didik pasif. Pengajaran
menuntut keaktifan kedua pihak yang sama-sama menjadi subyek pengajaran.
Pihak pendidik berperan sebagai
pengendali dan pengarah proses pengajaran. Pendidik disebut sebagai objek
(pelaku peranan pertama) pengajaran.oleh karena itu seorang pendidik menjadi
pihak yang memiliki tugas, tanggung jawab dan inisiatif pengajaran. Sedangkan
pihak peserta didik sebagai pihak ynag terlibat langsung sehingga ia dituntut
keaktifannya dalam proses pembelajaran. Peserta didik mempunyai peran sebagai
objek pengajaran kedua, Karena pengajaran itu tercipta setelah ada beberapa
arahan dan masukkan dari objek pertama (pendidik) selain kesediaan dan kesiapan
peserta didik itu sendiri sangat diperlukan untuk terciptanya proses
pengajaran.
Seorang pendidik, dimana pun dia mengajar, bertugas menyajikan ilmu
yang dia miliki kepada peserta didiknya. Agar dapat memberikan ilmu tersebut ia
memerlukan pengalaman, pengetahuan tentang siapa peserta didik, serta bagaimana
caranya agar penyampaian ilmu tersebut bisa diterioma dengan baik. Ia harus
memahami dan mendalami kompetensi dasar yang member bekal kepadanya untuk
memperbaiki atau menambah terutama cara penyajian topic menjadi lebih baik,
menarik, teratur, dan terpadu dengan kompetensi yang terkandung dalam materi.
Hal ini merupakan bagian terpenting dari kinerja mengajar (teaching
performance) seorang pengajar untuk segala jenjang pendidikan.
Kinerja mnegajar tidak hanya ditinjau dari bagaimana pendidik
tersebut menjelaskan isi pelajaran, ia harus tahu bagaimana menghadapi peserta
didik, membantu memecahkan masalah, mengelola kelas, menyusun bahan ajar,
menentukan kegiatan kelas, menyusun asesme belajar, .menentukan metode atau
media dan menjawab pertanyaan dengan bijaksana. Satu hal yang diharuskan jika
seorang pendidik hendak mengajar, maka ia harus menyiapkan Rancangan
Perencanaan Pembelajaran (RPP), penyusunan RPP ini terkait dengan rencana yang
akan ia laksanakan sewaktu berada di ruang kelas. Agar Rancangan Perencanaan
Pembelajaran (RPP) tersusun dengan baik, pengajar memerlukan landasan berpikir
atau bekal ilmu yang mendukung penyusunan RPP tersebut. Bahkan ia harus siap
berkomunikasi di kelas dengan baik, memikirkan kegiatan apa ynag harus
dilakukan peserta didik agar mereka dapat mencerna seluruh materi pelajaran
yang pendidik telah berikan. [3] Dengan
demikian, menyusun Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) tak cukup dengan
hanya mengikuti struktur atau lembar baku yang telah disediakan lembaga
pendidikan tempat ia mengajar tapi harus
mempunyai landasan berpikir yang baik agar penyusunan Rancangan Perencanaan
Pembelajaran (RPP) menjadi baik dan mudah kita terpakan di ruang belajar.
Jika seorang pendidik mneyadari dan memahami pentingnya hal-hal
tadi, kemungkinan besar ia dapat mmneghasilkan penbelajaran yang efektif dan
menarik. Selain itu, ia menemukan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar
sehari-hari atau terkait dengan pembelajaran pada umumnya.
C. Persiapan Pengajaran Bahasa Arab.
Tujuan
pengajaran bahasa arab itu bukanlah untuk mengisi otak peserta didik dengan
berbagai ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa arab, menghafalnya diluar
kepala, menirukan apa yang pendidik katakana, tanpa dapat mengambil pelajaran
dari pembelaran bahasa arab itu, akan tetapi dengan adanya pengajaran itu guru
mengusahakan agar murid selalu terlatih menggunakan otaknya serta
mengarahkannya, sehingga mampu melaksanakan tugas kewajibannya dengan
sebaik-baiknya. Untuk itu pendidik harus membantu murid memahami sesuatu dan
melaksanakanya serta menerapakanya dalam segala problema yang sama dengannya.[4]
Semua pelajaran yang disampaikan oleh peserta didik harus
mengandung tujuan menambah pengetahuan murid. Untuk merealisir tujuan tersebut,
maka harus ada saling pengertian antara pendidik dan peserta didik. Disamping
itu pendidik harus memberikan dukungan kepada peserta didik agar mereka mau
berusaha memahami materi pelajaran yang telah kita (pendidik) sampaikan, serta
peserta didik dapat menerapkannya.
Berikut faktor yang dapat mendukung keberhasilan pengajaran :
1.
Memahami
kurikulum
2.
Konsep dasar
pengajaran yang sempurna
3.
Metode
pengajaran yang baik.
4.
Kemampuan
peserta didik untuk dapat menerima serta memahami segala materi yang telah
disampaikan dengan sabaik – baiknya. [5]
Oleh karena itu, bahwa bagaimanapun tingginya materi pelajaran yang
diberikan dan dan bagaimanapun kemampuannya mengajar, pendidik tidak boleh
menyajikan materi pelajaran tanpa ada nya pemikiran dan persiapan, perencanaan,
atau konsep dasar yang lengkap.
D.
Urgensi Konsep
Dasar Pengajaran.
Konsep dasar pengajaran memainkan peran penting dalam memandu
pendidik untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan
belajar anak didiknya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah
awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Ada beberapa urgensi konsep dasar pengajaran dalam proses belajar
mengajar yaitu :
1.
Sebagai petunjuk
arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2.
Sebagai pola
dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam
kegiatan.
3.
Sebagai pedoman
bagi setiap unsur pendidik maupun peserta didik.
4.
Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan,
sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
5.
Untuk bahan penyusunan materi pelajaran agar terjadi
kesimbangan dalam pengajaran.
6.
Untuk menghemat waktu, tenaga, dan media.
Sedangkan penerapan konsep dan prinsip
pengajaran diharapkan bermanfaat untuk :
a. Menghinadari duplikasi dalam memberikan materi
pelajaran. Dengan menyajikan materi pelajaran yang benar-benar relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai, dapat dihindari terjadinya duplikasi dsan
pemberian materi pelajaran yang terlalu banyak.
b. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin
dicapai dalam mengajarkan suatu mata pelajaran. Dengan kompetensi yang telah
ditentukan secra tertulis, siapapun yang mnegajarkan mata pelajaran tertentu
tidak akan bergeser dari kompetensi dan materi pelajaran yang telah ditentukan.
c. Memperjelas komunikasi dengan siswa tentang
tugas, kegiatan, atau pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan cara yang
digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar para peserta didik. [6]
E. Prinsip – prinsip Pengajaran Bahasa Arab.
1.
Prinsip
Pengajaran Secara Umum
Untuk membuat konsep dasar atau perencanaan
yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap
pendidik harus mengetahui unsur-unsur konsep dasar pengajaran bahasa arab menjadi
pembelajaran yang baik.
Berikut unsur-unsur konsep dasar pengajaran :
1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2. Mengtahui tujuan yang hendak dicapai.
3. Memahami berbagai macam strategi yang relevan
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bersamaan dengan hal itu peran pendidik dalam mengembangkan strategi amat penting,
karena aktivitas belajar pesert didik sangat dipengaruhi oleh keaktifan, sikap
dan perilaku pendidik dalam kelas. Jika mereka serius meperhatikan keaktifan
pendidik dalam memberikan materi pelajaran, maka para peserta didik tersebut
pun akan mengembangkan aktivitas-ktivitas belajarnya dengan baik, antusias,
giat dan serius, serta hal yang paling penting adalah terciptanya suasana dan
hasil yang sama-sama diharapkan.
Lebih jelasnya, pengembangan persiapan
mengajar harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi
yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini peran pendidik bukan hanya
transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan
gairah belajar para peserta didik dengan menggunakan berbagai variasi media,
dan sumber belajar yang sesuai serta menunjang pembentukan kompetensi. [7]
2.
Prinsip
Pengajaran Secara Khusus.
Belajar Bahasa
Arab berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar
pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode (model pengajaran), materi
maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada penguasaan
Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak (Mahaarah al – Istima’),
kemampuan berbicara (Mahaarah al-kallam), kemampuan membaca (Mahaarah
al-qira’ah), dan kemampuan menulis (Mahaarah al – Kitaabah).
Ada tiga
prinsip pengajaran secara khusus (Bahasa Arab), yaitu :
a. Prinsip
Prioritas
Dalam
pembelajaran Bahasa Arab, ada prinsip-prinsip prioritas dalam penyampaian
materi pengajaran, yaitu; pertama, mengajarkan, mendengarkan, dan bercakap
sebelum menulis. Kedua, mengakarkan kalimat sebelum mengajarkan kata. Ketiga,
menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan sehari-hari sebelum
mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur Bahasa Arab.
b. Prinsip
korektisitas
Prinsip ini
diterapkan ketika sedang mengajarkan materi Fonetik, Sintaksis dan Semiotik
Maksud dari prinsip ini adalah seorang pengajar
bahasa arab hendaknya jangan hanya bisa menyalahkan para peserta didik,
tetapi ia juga harus mampu melakukan perbaikan dan membiasakan pada peserta
didik untuk kritis pada hal-hal berikut:
1. Korektisitas
dalam pengajaran (fonetik).
2. Korektisitas
dalam pengajaran (sintaksis).
3. Korektisitas
dalam pengajaran (semiotik).
c. Prinsip
Bertahap.
Jika dilihat
dari sifatnya, ada 3 kategori prinsip berjenjang, yaitu:
1. Tahap
Pengajaran Mufrodat.
2. Tahap
Pengajaran Qawa’id.
3. Tahap
Pengajaran Makna.
B. Perkembangan Konsep Dasar Pengajaran.
Pengajaran
merupakan kerjasamanya dua aktivitas antar pendidik dan peserta didik dan
penerapan konsep mengajar dan konsep belajar.
Penekanany terletak pada antara keduamya
yakni penumbuhan aktivitas subjek didi. Konsep tersebut dapat dipandang
sebgai suatu system. Sehingga dalam system belajar ini terdapat komponen –
komponen peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan
prosedur serta alat /media yang harus dipersiapkan.
Pada
umumnya bahwa system pembelajaran menyangkut pengorganisasian dari perpaduan
antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan dan prosedur yang
mengatur interaksi perilaku pengajaran untuk mencapai sebuah tujuan
pembelajaran. Demikian juga dengan system pengajaran dimana komponen
perencanaan pengajaran, bahan ajar, tujuan materi, dan metode serta penilaian
dan langkah mengajar akan berhubungan dengan aktivitas belajar untuk m,necapai
tujuan. Kenyataan bahwa dalam proses pembelajaran terjadi pengorganisasian,
pengelolaan dan transformasi informasi oleh dan dari guru kepada siswa.[8]
BAB II
KESIMPULAN
Konsep dasar dapat diartikan sebagai
proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan
metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Suatu pengajaran akan bisa disebut
berjalan dan berhasil secara baik, manakala ia mampu mengubah diri peserta
didik dalam arti yang luas serta mampu menumbuh kembangkan kesadaran peserta
didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia
terlibat di dalam proses pengajaran itu dapat dirasakan manfaatnya secara
langsung bagi perkembangan pribadinya.
Kinerja pengajaran tidak hanya dilirik dari bagaimana pendidik
tersebut menjelaskan isi pelajaran, ia harus tahu bagaimana menghadapi peserta
didik, membantu memecahkan problema, mengelola kelas, menyusun bahan ajar,
menentukan kegiatan kelas, menentukan metode atau media dan menjawab pertanyaan
dengan sistematis.
Tujuan utama pengajaran bahasa arab
itu bukanlah untuk mengisi otak peserta didik dengan berbagai ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan bahasa arab, menghafalnya diluar kepala, menirukan apa yang
pendidik katakana, tanpa dapat mengambil pelajaran dari pembelaran bahasa arab
itu, akan tetapi dengan adanya pengajaran itu pendidik mengusahakan agar murid
selalu terlatih menggunakan otaknya serta mengarahkannya, sehingga mampu
melaksanakan tugas kewajibannya dengan sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Abu bakar Muhammad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Usaha
Nasional, Surabaya : 1997
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, PT.
Rosdakarya, Bandung : 2011
Ahmad Rohani
dan Abu ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta, PT.Rineka Cipta
: 1995.
Deni Darmawan, Konsep Dasar Pembelajaran.pdf
Dewi Salma, Prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
2009.
Hamalik Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem, PT. Bumi Aksara, Bnadung : 2001
Roestiya, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Rineka
Cipta :2008
http://arabicforall.or.id/metode/studi-prinsip-dasar-metode-pengajaran-bahasa-arab/. Diakses
pada tgl : 19 November 2012. Pukul : 14.30
[1]
http://arabicforall.or.id/metode/studi-prinsip-dasar-metode-pengajaran-bahasa-arab/. Diakses pada tgl : 19 November 2012.
[2]
Ahmad Rohani dan Abu ahmadi, Pengelolaan
Pengajaran, Jakarta, PT.Rineka Cipta : 1995. Hlm. 4
[3]
Dewi Salma, Prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009. Hlm. 3
[4]
Abu bakar Muhammad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, Usaha
Nasional, Surabaya : 1997 Hlm.1
[6] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, PT.
Rosdakarya, Bandung : 2011. Hlm.22-23
[8]
Deni Darmawan, Konsep Dasar Pembelajaran.pdf Hlm. 7
artikelnya sangat membantu..... saya juga punya.. kunjungi juga ya gan http://www.lepank.com/2014/05/pengertian-konsep-pembelajaran.html
BalasHapus