DINASTI BANI UMAYYAH DI ANDALUSIA


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji-pujian hanya bagi Allah Tuhan semesta alam dan sholawat dan salam kepada junjungan agung Nabi Muhammad S.A.W, serta para sahabat baginda sekaliannya.
Bersyukurlah saya ke hadirat Allah diatas limpahan restunya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul DINASTI BANI UMAYYAH DI ANDALUSIA dengan tepat waktu dalam memenuhi tugas pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
 Di harapkan hasil makalah ini dapat membantu pembaca umumnya dan saya khususnya. Dan juga saya mengharapkan bimbingan dan saran dari Bapak pembimbing mata kuliah, Demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Medan, 25 Maret 2012
                                                                                                           
Penyusun





DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Daftar Isi ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2
A.    Pendirian Umayyah di Andalusia.......................................................................
B.     Perkembangan Islam di Spanyol (Andalusia).....................................................
C.     Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
D.    Kemunduran dan Kehancuran............................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 7
A.    Kesimpulan ........................................................................................................ 7
B.     Saran .................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 8







PENDAHULUAN

Sebelum islam masuk ke spanyol, sekitar abad ke-5 masehi.bangsa Jerman mendatangi Semenanjung Liberia,Theodoric, raja Ostogoth, mendirikan  istananya di Toledo sekitar tahun 513 M. Kemudian, pada tahun 569 M. Leovigildo, seorang raja visigoth, menjadikan Toledo sebagai ibukota kerajaan Visigoth Spanyol. Sejak itulah, Toledo mengalami kejayaannya yang pertama, pada tahun 689 M. Raja Recaredo menjadikan katholik sebagai agama resmi di Spanyol.
Pada awal abad ke-8 Masehi, para pendatang baru berdatangan baru berdatangan ke daratan Erofa (spanyol). Pendatang tersebut adalah bangsa arab, yang membawa agama islam, sejak Ekspansi Bani Umayyah Spanyol pada tahun 711 M. Yang di pimpin oleh Thariq bin Ziyad. Spanyol menjadi bagian wilayah kekuasaan islam, umat islam berkuasa di Spanyol hampir delapan abad, yaitu dari tahun 711-1492 M.
Kaum muslimin Spanyol telah menorehkan catatan yang paling mengagumkan dalam sejarah intelektual pada abad pertengahan di Erofa. Antara abad 2-7 H/ 8-13 M. Cendikiawan dan ulama islam telah membawa perkembangan kebudayaan dan peradaban penting keseluruh pelosok  dunia. Disamping itu, mereka juga merupakan perantara yang menghubungkan ilmu dan filsafat yunani  klasik sehingga khazanah kuno itu ditemukan kembali. Tidak hanya sebagai mediator, tetapi mereka juga memberikan beberapa penambahan dan proses transmisi sedemikian rupa , sehingga memungkinkan lahirnya pencerahan di Erofa Barat. Dalam semua proses tersebut, bangsa arab – spanyol  mempunyai andil yang sangat besar.



PEMBAHASAN
A.    PENDIRIAN UMAYYAH DI ANDALUSIA

Andalusia adalah nama dari Semenanjung Lberia pada zaman kejayaan Umayyah. Andalusia barasal dari Vandal, yang berarti negeri bangsa Vandal, karena Semenanjung Lberia pernah dikuasai oleh bangsa Vandal,sebelum terusir oleh bangsa Ghotia Barat (abad ke 5 M). Umat islam mulai menaklukkan semananjung Lberia pada zaman Khalifah Al-Walid Ibn Abd Al-Malik (86-96 H/705-715M.)[1]
Ekspansi pasukan muslim ke Semenanjung Lberia (Andalusia), gerbang barat daya Erofa, seperti yang telah dikemukakan di depan,merupakan serangan terakhir dan paling dramatis dari seluruh operasi militer penting yang dijalankan oleh orang-orang arab. Serangan itu menandai puncak ekspansi muslim ke wilayah Afrika-Erofa, seperti hal nya penaklukan Turkistan yang menandai titik terjauh ekspansi ke kawasan Mesir-Asia.[2]
Dari sisi operasional, pengintaian pertama dilakukan pada bulan juli 710 M. Ketika Tharif, orang kepercayaan Musa bin Nushair, gubernur terkemuka di Afrika Utara pada periode Umayyah, mendarat di Semenanjung Kecil membawa balatentara berkekuatan seratus pasukan kavaleri dan empat ratus pasukan infanteri yang terletak hampir di ujung paling selatan benua Erofa. Semenanjung ini sekarang disebut tarifa, sejak saat itu menyandang nama jazirah Tharif. Musa yang telah menguasai kegubernuran kira-kira sejak tahun 700M. Berhasil memukul mundur pasukan Bizantium selamanya dari wilayah barat Kartago dan perlahan-lahan meluaskan penaklukannya sampai ke Atlantik,sehingga memberikan batu loncatan kepada islam untuk menyerang Erofa. Terdorong oleh keberhasilan Tharif, dan melihat adanya konflik penguasa dikerajaan Spanyol Gotik Barat, juga didorong oleh hasrat untuk memperoleh barang rampasan, bukan hasrat untuk menaklukkan, Musa mengutus seorang budak,Barbar yang sudah dibebaskan, Thariq bin Ziyad pada tahun 711 M, ke Spanyol memimpin 7000 pasukan, yang sebagian besar terdiri atas 0rang-orang Barbar. Thariq mendarat dekat gunung batu besar yang kelak mengabdikan namanya, jabal (gunung) Thariq ( gibraltar). Kapal-kapal mereka menurut sejumlah riwayat , disediakan oleh Julian, pangeran Cetua,  yang namanya cukup melegendakan, meskipun lebar selat itu hanya sekitar tiga belas mil.
Thariq bin Ziyad berhasil menguasai hampir seluruh kota yang ada di Semenanjung Lberia atas bantuan Musa Bin Nusyair. Penaklukan tersebut dipimpin langsung oleh panglima kaum muslimin, musa bin nusyair, yang bertekad untuk menyebrangi selat yang memisahkan benua Afrika dan Erofa. Tujuannya untuk menyebarkan islam di Erofa dan memasukkannya menjadi bagian dari pemerintahan Islam. Lalu, dia memberangkatkan panglima islam asal Barbar yang bernama Thariq bin Ziyad ke Andalusia melalui laut.
Akhirnya Musa bin Nusyair mendeklarasikan Semenanjung Lberia sebagai dari kekuasaan Umayyah yang berpusat di Damaskus. Ketika  Daulah Umayyah di Damaskus. Ketika Daulah Umayyah di Damaskus dihancurkan oleh Bani Abbas, Abd Ar Rahman Ibn Muawiyyah berhasil mololoskan diri dan menginjakkan kakinaya di Andalusia pada tahun 132 H/750M. Ia diberi gelar Ad-Dakhil, karena ia adalah pangeran Dinasti Umayyah pertama yang menginjakkan kakinya di Semenanjung Lberia. Ia berhasil menyingkirkan Yusuf Ibn Abd Ar-Rahman Al-Fihri yang menyatakan diri tunduk kepada Dinasti Bani Abbas dan ia memakai gelar amir (bukan Khalifah). Meskipun dalam tulisan Philip K. Hitty, Abd Ar-Rahman Ad-Dakhil (pendatang baru) bergelar khalifah.
Keadatangan islam sudah tentu membawa kultur baru yang memperkaya spanyol pada umumnya , oleh karena itu, akhirnya spanyol (Andalusia) menjadi salah satu pusat peradaban dunia, mengimbangi kejayaan dinasti umayyah di Damaskus dan dinasti abbasiyah  di Bagdad. Setelah Spanyol dengan kota-kota penting jatuh ketangan umat [3]
Islam, sejak saat itu secara politik Spanyol berada dibawah kekuasaan khalifah Bani Umayyah. Dan untuk memimpin wilayah baru tersebut , pemerintah pusat yang berpusat di Damaskus mengangkat seorang wali.
Dalam melakukan ekspansi di Spanyol, umat islam dengan mudah dan meraih berbagai kemenangan sehingga dalam waktu yang relatif singkat, umat islam dapat menguasai Spanyol.

B.     PERKEMBANGAN ISLAM  DI SPANYOL (ANDALUSIA)

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad.  Sejarah panjang yang dilalui umat islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode:[4]

1.      Periode Pertama (711-755)
Pada periode ini, spanyol berada dibawah pemerintahan paraq wali yang diangkat oleh khalifah bani umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang bertempat tinggal didaerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir islam dari bumi Spanyol.
Karena sering nya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini islam Spanyol belum memasuki kegitaan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dentgan datangnya Abd Al-Rahman Al- Dakhil ke Spanyol pada tahun 138H/755 M.


2.      Periode Kedua (755-912 M )
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan islam yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Bagdad. Amir   pertama adalah Abdurrahman 1, yang memasuki Spanyol tahun  138H/755 M dan diberi gelar Al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol).
Pada periode ini umat islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abd  Al- Rahman Al-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota
terbesar di Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum islam dan hakim dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dia lah yang memprakarsai tentara bayaran di Spanyol.
Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahan abad ke 9, stabilitas negara terganggu dengan munculnya gerakan kristen fanatik yang mencari kesyahidan. Namun, gereja kristen lainnya diseluruh Spanyol tidak menaruh simpati gerakan itu,karena pemerintahan islam mengembangkan kebebasan beragama, penduduk kristen diperbolehkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan hukum kristen.
Gangguan  politik yang paling serius pada periode ini datang dari umat islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Disamping itu, sejumlah orang tidaj puas membangkitkan revolusi. Yang terpenting diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Hafsun dan anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga,sementara itu perselisihan antara orang-orang Barbar dan orang-orang arab masih sering terjadi.

3.      Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd Al-Rahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif.  Pada periode ini, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah. Penggunaan gelar khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa Al-Mukhtadir , khalifah bani abbasiyah di bagdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri.
 Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah   telah hilang dari kekuasaan bani umayyah sejak 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai tahun tahun 929 M. Khalifah-khalifah basar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu Abd Al-Rahman Al-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009).

4.      Periode Keempat

Pada periode ini, spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau  Al-Mulukuth-Thawaif, yang berpusat disuatu kota seperti Seville,Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Sevilie. Pada periode ini umat islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja kristen.
Melihat kelemahan dan kekacauan  yang menimpa keadaan politik islam itu,untuk pertama kalinya. Orang-orang kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun, kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini, istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.

5.      Periode kelima (1086-1248 M)  

Pada periode ini, Spanyol islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf Ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M , ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa islam disana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negri-negri nya dari serangan-serangan orang kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 m dan berhasil mengalahkan pasukan castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu, akan tetapi penguasa-penguasa sesudaj Ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun.

6.      Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman  An-Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir, karena perselisihan orang-orang istana memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad Ibn Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta.

C.    KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN

Masuknya Islam di Spanyol pada sekitar permulaan abad ke-8 M, telah membuka cakrawala baru dalam sejarah islam. Dalam rentang waktu selama kurang lebih tujuh setengah abad, umat islam di Spanyol telah mencapai kemajuan yang pesat. Baik di bidang ilmu pengetahuan maupun kebudayaan. Berbagai disiplin ilmu berkembang pesat pada masa itu. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan figur-figur ilmuwan yang cemerlang di bidang nya masing-masing dan sampai sekarang, buah pikiran mereka menjadi bahan rujukan para akademisi, baik dibarat maupun di timur.
Kemajuan apa saja yang diraih umat islam di spanyol  dalam lapangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga banyak sejarawan yang berpendapat bahwa supremasi islam tersebut sangat berpengaru terhadap kemajuan erofa.

1.      Filsafat

Dalam bidang ini,Spamyol islam telah merintis pembangunannya sekitar abad ke-9 M, sejak abad ini, minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan, yakni selama pemerintahan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad Ibn Abd Ar-Rahman (832-886)
Kajian filsafat ini dilanjutkan oleh penguas berikutnya yakni Al-Hakam (961-976M). Dengan mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor karya-karya ilmiah dan  filosofis dari timur dalam jumlah besar. Dengan berbagai upaya yang dilakukan dengan adanya dukungan politis dari penguasa, akhirnya cordova mampu berdiri sejajar dengan bagdad sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan didunia islam. Dan melahirkan banyak filosof terkenal yang wacana pemikiran dan perenungannya mewarnai struktur bangunan ilmu pengetahuan sampai abad sekarang.

2.      Sains
Spanyol islam banyak melahirkan tokoh dalam lapangan sains dalam bidang matematika, pakar yang sangat terkenal adalah Ibnu Sina. Selain ahli dalam bidang tersebut, ia juga terkenal sebagai seorang teknokrat dan ahli ekologi. Bidang matematika juga melahirkan nama Ibn Saffat dan Al-Kimmy, keduanya juga ahli dalam bidang teknik.

3.      Bahasa Sastra dan Musik
Bahasa arab dengan ketinggian sastra dan tata bahasanya telah mendorong lahirnya minat yang besar masyarakat Spanyol. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya bahasa itu menjadi resmi, bahasa pengantar,bahasa ilmu pengetahuan dan administrasi.
Barangkat dari kenyataan tersebut lahir lah para tokoh atau pakar dalam bidang bahasa dan sastra seperti Al- Qali dengan karyanya Al-Kitab Al- Bari fi Al- Lughoh, Az-Zubaidy ahli tata bahas dan filologi dan masih baqnyak lagi.
Dalam bidang seni indikasi kemajuannya adalah berdirinya sekolah musik di cordova oleh Zaryab.

4.      Sejarah dan Geografi
Dalam bidang sejarah dan geografi, spanyol islam khususnya wilayah islam bagian barat telah banyak melahirkan penulis terkenal seperti: Ibn Zubair dari Valancia, yang telah menulis sejarah tentang negri-negri muslim Mediterania serta sisilia. Ibn al-Khathib (1317-1375) telah menyusun sejarah tentang Granada, ibn Khaldun dari Tunis adalah seorang perumus filsafat sejarah. Para sejarawan tersebut semula bertempat tinggal di spanyol dan kemudian pidah ke afrika.

5.      Fiqh
Umat islam Spanyo dikenal sebagai penganut mahzab maliki. Mahxab ini diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd Rahman yang selanjutnya dikembangkan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadi pada masa Hisyam Ibn Abd Rahman. Fuqaha lain yang terkanal pada masa itu antara lain Abu Baki, Ibn Qutiyah, Munzir, Ibn Said Al Batuthi dan Ibn Hazim.

6.      Kemajuan Pembangunan Fisik
Kemajuan pesat dalam bidang intelektual tidak melalaikan para penguasa spanyol islam untuk memerhatikan pembangunan fisik. Dalam pembangunan fisik umat islam spanyol telah membuat bangunan-bangunan fasilitas, seperti perpustakaan yang jumlahnya sangat banyak, gedung pertanian,jembatan-jembatan air,irigari,roda air,dll. Disamping itu istana-istana, masjid yaqng besar dan megah,serta tempat pemandian dan taman-taman yang kesemuanya dipersatukan dalam kota yang ditata dengan teratur.


D.    KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN

Suatu kebudayaan tentu akan mengalami pasang surut sebagaimana berputarnya sebuah roda, kadang diatas kadang di bawah. Hal ini tentu telah menjadi hukum alam. Demikian juga dengan kekuasaan sebuah imperium,suatu saat dia muncul, berkembang pesat, lalu jatuh dan hilang. Kekuasaan islam di spanyol telah banyak memberikan sumbangan yang tak ternilai harganya bagi peradaban dunia saat ini. Tetapi imperium yang begitu besar nya akhirnya mengalami nasib yang sangat memilukan. Ada beberapa faktor penyebab kemunduran yang akhirnya membawa kehancuran islam di spanyol.[5]

a.      Munculnya Khalifah-Khalifah yang Lemah
Keadaan negara yang stabil dan penuh kemajuan ini tidak dapat bertahan lagi setelah Hakam II wafat dan digantikan Hisyam II yang baru berusia11 tahun. Dalam usia yang sangat muda ini,ia haruskan memikul tanggung jawab yang amat besar. Karena tidak mampu mengendalikan roda pemerintahan, jalannya pemerintahan dikendalikan oleh ibunya, dengan dibantu oleh Muhammad Ibn Abi Umar yang bergelar Hajib Al mansur yang ambisius dan haus kekuasaan. Sejak sast itu khalifah hanya di jadikan sebagai boneka oleh Al-mansur dan penggantinya.

b.      Konflik Antara Islam dan Kristen
Setelah menaklukkan spanyol, para penguasa muslim tidak   menjalankan kegiatan islamisasi secara sempurna. Penduduk spanyol dibiarkan memelik agamanya,mempertahankan hukum dan tradisi mereka. Penguasa islam hanya mewajibkan mereka membayar upeti, dan tidak memberontak. Kebijakan ini ternyata menjadi bumerang. Penduduk spanyol menggalang kekuatan untuk melawan penguasa islam. Pertentangan islam dan kristen tak perna berhenti sampai jatuhnya kekuasaan islam. Orang-orang kristen selalu merasa bahwa kehadiran umat islam merupakan ancaman bagi mereka. Setelah kekuasaan islam melemah satu persatu kota-kota yang dikuasai islam jatuh ke tangan orang kristen.

c.       Munculnya Muluk Ath-Thawaif
Munculnya Muluk Ath-Thawaif, secara politis telah menjadi indikasi akan kemunduran islam di spanyol, karena dengan terpecahnya kekuasaan khalifah menjadi dinsti-dinsti kecil, kekuatan pun terpecah-pecah dan lemah,keadaan ini membuka peluang bagi penguasa provinsi pusat untuk mempertahankan eksistensinya. Masing-masing dinasti menggerakkan segala daya upaya termasuk meminta bantuan orang-orang kristen.

d.      Kemerosotan Ekonomi
Di paruh kedua masa islam spanyol, para penguasa mementingkan pembangunan fisik dengan mendirikan bangunan-bangunan megah dan monumental. Demikian juga bidang IPTEK. Pemerintahan dengan giat mengembangkan bidang ini sehingga bidang perekonomian kurang mendapat perhatian. Selain itu, banyak anggaran negara yang terserap untuk membiayai tentara bayaran demi keamanan negara.


e.       Sistem Peralihan Kekuasaan yang tidak Jelas
Salah satu penyebab kemunduran dan kehancuran suatu dinasti adalah perebutan kekuasaan antara elit penguasa maupun antarputra mahkota. Terjadinya perebutan kekuasaan ini menyebabkan perang antara elit  atau keluarga yang pada akhirnya dapat menggrogoti kekuatan dan stabilitas negara/

PENUTUP
A.                 Kesimpulan
Andalusia adalah nama dari Semenanjung Lberia pada zaman kejayaan Umayyah. Andalusia barasal dari Vandal, yang berarti negeri bangsa Vandal, karena Semenanjung Lberia pernah dikuasai oleh bangsa Vandal,sebelum terusir oleh bangsa Ghotia Barat (abad ke 5 M). Umat islam mulai menaklukkan semananjung Lberia pada zaman Khalifah Al-Walid Ibn Abd Al-Malik (86-96 H/705-715M.)Masuknya islam membawa kemajuan dalam bidang pengetahuan yaitu:
ร˜    Filsafat
ร˜    Sains
ร˜    Bahasa Sastra dan Musik
ร˜    Sejarah dan Geografi
ร˜    Fiqh
ร˜    Kemajuan Pembangunan Fisik
Ada beberapa faktor penyebab kemunduran yang akhirnya membawa kehancuran islam di spanyol:
ร˜    Munculnya Khalifah-Khalifah yang lemah
ร˜    Konflik antara Islam dan kristen
ร˜    Munculnya Muluk Ath-Thawaif
ร˜    Kemerosotan Ekonomi
ร˜    Sistem Peralihan Kekuasaan yang tidak Jelas
B.     Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, dengan bekal pengetahuan dasar tentang hal-hal yang saya sampaikan, diharapkan pembaca dapat mengerti  pembahasan yang dibicarakan. Namun kami sebagai penyusun makalah ini menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka kami harapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun dari pembaca guna untuk perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam,Jakarta: PT: Raja Grapindo Persada, 2008.

Hidayat, Lindung, Sejarah Peradaban Islam Klasik,Medan: Citapustaka,2010.

Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung:
 Pustaka Setia, 2008

Rosatria, Eri, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta:
 Depag RI, 2009

Souyb, Joesoe,  Sejarah Daulat Umayyah II di Cordova,
 Jakarta : Bulan Bintang,1997.



[1] Dedi,supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:Pustaka Setia, 2008) hlm.113
[2] Ibid, hlm. 114
[3] L.Hidayat Siregar, Sejarah Peradaban Islam Klasik, (Medan:Cita Pustaka, 2010) hlm 195
[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT: Raja Grapindo Persada,2008), hlm.93
[5] Dedi, Op.Cit, hlm 115

Tidak ada komentar:

Posting Komentar